SEROJA
Malam ini aku mencucurkan airmata hingga memenuhi kolam cinta. Kolam tempatku menempatkan akar di dasarnya.
Satu per satu kelopakku gugur menandai musim yang tak kenal kasihan, berlalu tanpa mampu aku cegah dan berjalan sesuai putaran.
Seroja, bisikmu dengan mesra.
Kau mulai bercerita tentang awan biru, tempatku berkumpul menengadahkan tangan mengharap hujan.
Kau membawaku jauh di luar peta, dimana waktu tak lagi mampu menjangkau kita.
Jejak basah pada bulumataku hangus seketika saat jari-jarimu menyentuh ujung mataku, Sungguh ini sebuah adegan yang terus aku rekam dan aku putar berulang-ulang seperti pertunjukan yang tak memperdulikan kehadiran durasi.
Malam ini aku berharap menjadi Seroja yang kau peluk dalam mimpi indahmu. Seroja yang kau sentuh dengan ujung jarimu.
Seroja, perempuan yang kau letakkan bersama detak jantungmu maka tempatkan aku di kolam hatimu hingga jangka hayat kita menyentuh lembar tamat.
Malam ini aku mencucurkan airmata hingga memenuhi kolam cinta. Kolam tempatku menempatkan akar di dasarnya.
Satu per satu kelopakku gugur menandai musim yang tak kenal kasihan, berlalu tanpa mampu aku cegah dan berjalan sesuai putaran.
Seroja, bisikmu dengan mesra.
Kau mulai bercerita tentang awan biru, tempatku berkumpul menengadahkan tangan mengharap hujan.
Kau membawaku jauh di luar peta, dimana waktu tak lagi mampu menjangkau kita.
Jejak basah pada bulumataku hangus seketika saat jari-jarimu menyentuh ujung mataku, Sungguh ini sebuah adegan yang terus aku rekam dan aku putar berulang-ulang seperti pertunjukan yang tak memperdulikan kehadiran durasi.
Malam ini aku berharap menjadi Seroja yang kau peluk dalam mimpi indahmu. Seroja yang kau sentuh dengan ujung jarimu.
Seroja, perempuan yang kau letakkan bersama detak jantungmu maka tempatkan aku di kolam hatimu hingga jangka hayat kita menyentuh lembar tamat.
0 comments
Post a Comment