Tuesday, November 24, 2015

Penulis Unknown

Sajak-sajak Rindu dan Cinta


Sajak Rindu dan Cinta



Ketika rindu menjadi serangkai huruf yang menyakiti perasaan
Melebihi apa yang mampu kusimpan dalam ingatan
Hilangmu tak kutemukan
Engkau mulai menggantungku dalam sepi
Sunyi tak berpenghuni

Kau mulai menggoreskan catatan cinta bukan melalui interaksi bolamata tetapi dengan isyarat yang kau luahkan melalui tanda yang timbul tenggelam diantara gelombang emosi yang tersembunyikan.
Sungguh,aku tuntas mencintaimu.
Aku bosan dengan lelaki sempurna dan kekuranganmu telah kusandang sebagai hal yang istimewa.
Terkadang aku tak ingin menyebut namamu bukan karena sikapmu yang menolak interaksi tetapi engkau telah menguap menjadi udara yang tak mampu aku sentuh dan eksistensimu terus kugigit hingga komunikasi verbalku lumpuh.
Ah… kau mulai kutelusuri melalui jejak isyarat yang hilang bahasa.

" IRREGULAR LOVE "
Sttt...
Malam ini diam-diam aku melukismu diatas secarik kanvas usang dan paduan cat yang nyaris kering
Sungguh, aku telah mencipta sebuah gambar lelaki bijaksana dengan pengetahuan sebagai pelengkapnya
Jangan pernah bertanya "mengapa" bukankah tidak semua hal harus terikat pada definisi yang ada



Monday, November 23, 2015

Penulis Unknown

Lelaki Bijaksana


LELAKI BIJAKSANA

Malam sewarna lebam, aku memar remuk di dalam.
Sungguh! Bagaimana aku harus menghadapimu jika hatiku melemahkan seluruh kekuatan.
Lelaki bijaksana adakah sebuah cara agar aku amnesia?

Lelaki bijaksana;
Kau seumpama malam yang mengembunkan perasaanku.
Sebatas ingatan saja! Aku terus berusaha menjadi perempuan cerdas agar setara untuk takaran hatimu.
Sungguh! Saat ini Cinta menendang dalam dada.
Apakah ini sebuah khilaf jika aku tak sanggup untuk berhenti memikirkanmu?

Lelaki Bijaksana;
Adakah kalimat yang mampu dijadikan paragraf jika kau adalah tuan dari segala pernyataan.
Aku hanya perempuan dengan batasan, jatuh-bangun memanjat tangga kelayakan.
Menenggak malam hingga ke pagi.
Aku mabuk... lupa menginjak bumi lalu dengan apa kau harus kumiliki?

Saturday, November 21, 2015

Penulis Unknown

SEKARAT DIAM-DIAM


SEKARAT DIAM-DIAM

Rinai dimataku berderai
Menyapu semua kesal nan geram
Pada cinta yang dinoda
Pada janji yang didusta tak kau kotakan

Aku merenung ditampar luka tak berkesudahan
Terpelanting roboh rata membumi
Kerontang oleh tangis tanpa jeda
Terlunta oleh cinta

Friday, November 20, 2015

Penulis Unknown

UNBEARABLE


UNBEARABLE

when your love lost its feeling
when the torture came as compliment
where can I seek a help?
to feel the world with different color

I stabbed by your words
my heart shattered into pieces
wounded longing to be healed
dying silently

Thursday, November 19, 2015

Penulis Unknown

SHIZO AMNESIA


SHIZO AMNESIA

seperti mesin fotokopi
menirukan tanpa menyangkal
menjiplak tanpa melihat isi
patuh tanpa syarat

apakah ini sekedar kecerdasan buatan
mematuhi program tanpa pertanyaan
bergerak tanpa perasaan
berbuat tanpa berpikir akibat yang ditimbulkan

Apakah gila itu indah?
masih bertanya
berarti aku waras seutuhnya
biarkan gila hanya menjadi milik mereka

katakan sejujurnya
kalau kejujuran itu menyakitkan
berbohonglah untuk membahagiakan
terkadang lupa ingatan itu bukan gila yang membosankan

Wednesday, November 18, 2015

Penulis Unknown

Bahasa Tanpa Kata


Bahasa Tanpa Kata

Bahasa Tanpa Kata

telah kularung semua rindu
rindu berkepanjangan tanpa ujung pangkal
aku mulai luntur oleh keadaan
hingga galauku tak berkesudahan

kucoba membicarakan cinta
kucoba nenyampaikan rasa
kucoba mengeja keinginan
kucoba meneriakan kalimat hati

semua tanpa gema
tanpa suara, tanpa lontaran kata
bahasaku sunyi terpasung hampa udara
ah, diamku menanti sebuah aturan

Tuesday, November 17, 2015

Penulis Unknown

Siapakah AKU?


Siapakah AKU

Siapakah AKU?

Melentingkan dawai-dawai berbilai
Sesat membentuk keakraban
Hingga lupaku hilang ingatan

Kuhirup jejari di bulat utuh eksistensimu
Kutanam kepulan desah yang segera menghabisi aromamu
Mengugurkan warna cerita

Aku lilin yang tersengat api
Meleleh mati suri
Rebah ditanak sebelum mendak

Siapakah aku di hatimu?
Kurobek jantungku malam ini
Denyutku tak kesampaian

Monday, November 16, 2015

Penulis Unknown

NOER


NOER

Noer,
kaki-kaki kecilmu melangkah dengan gemetar
memandang kebutuhan diatas kanvas kehidupan
luruh, airmatamu menyapa salam perpisahan
demi sebuah tujuan

Noer,
memasuki gemerlap semu yang merajahmu dengan penderitaan
nyeri demi nyeri tak mampu kau tanggalkan
seperti pakaian pembungkus kehormatan

rentak sesak mendera geram menampar
dan kau hanya mampu memandang tanpa penglihatan
sunyi memelukmu dengan liar
terkapar, kau hanya mampu terisak tanpa nada teriak

Noer
Ketika cahaya tak mampu meredupkan langkahmu,gontai terlindas sepi dan tentang kerudung indah yang terkoyak atau tentang kehidupan yang menghimpit sempit.

Aku sempat menangis menerima sebaris goresan tentang perjalananmu atau ketika mata indahmu tak mengering dan basahnya terus menyisakan kerenah embun malam.

Kucoba membuang sesak yang memenuhi rongga dada dan kucoba mengangkat beban yang beratnya terus meningkat disetiap tingkatan.kau mencoba memenuhi janji kehidupan.

Noer, sekali lagi tersenyumlah. Rentak kakimu terus mengiramakan nyeri...




Sunday, November 15, 2015

Penulis Unknown

Surat Cinta Mbeling



Surat Cinta Mbeling

Engkau adalah lelaki dengan segudang pengetahuan melebihi aku, dan setiap senyuman yang kau lontarkan tak mampu aku terjemahkan melalui kata tetapi mampu aku nikmati melalui rasa. Kau telah membuat yang rumit menjadi begitu sederhana dan yang sederhana menjadi begitu mudah.

Aarghh...
Aku bagai segulung benang yang menggelinding sesuka hati mencari kusut sendiri
Entahlah aku tak ingin membunuh benih-benih rasa yang menjamur dimusim pancaroba
Ini adalah malam dimana bulan mengerlip memainkan kilatan cahayanya dan memanjakan mata penikmatnya

Aahhh…
Ibarat pelukis aku hanya mampu memainkan warna-warna diatas kanvas dan kau hanya terdiam menerimanya tanpa memberikan kerelaan dimana harus kuletakkan merahku atau putihku.
Tahukah kau bahwa saat ini aku begitu keras membayangkanmu dan setiap lekuk wajahmu dan mencoba mengumpulkannya melalui titik membentuk garis
Aku bukan penyair atau perangkai kata, sejujurnya aku hanya wanita biasa yang sering kehabisan kata
Jika aku dihadapkan pada rasa, aku juga tahu kau tak akan membaca ini

Aku ingin sekali mendefinisikanmu tidak dalam "KEADAAN NGAWUR" sayangnya aku lupa untuk siapa kutujukan
Coba kalau aku ingat pasti namamu telah kutulis penuh diatas Wall-ku sebagai penjamin utang-utangku.




Saturday, November 14, 2015

Penulis Unknown

Puisi "RINDU"


rindu


RINDU

Bayangmu menggeliat menampar jiwa
Aku memar lebam terburai hilang bentuk
Pasrahku pada pertemuan
Hanyalah bendera putih tanpa tiang

Berhentilah menyiksa ingatanku
Lupaku menjadi sebuah tuntutan
Deraan menjadi kenikmatan
Seperti sunyi mengerang ditikam teriakan

Sayang,
Kutancapkan kembali wajahmu pada bibir rindu
Kunikmati lewat tetesan kenang yang sempoyongan
Dan kau masih terus melekat seperti noda yang tak terhapuskan

Friday, November 13, 2015

Penulis Unknown

Sajak Petualang


PETUALANG



Setiap cerita aku pangkas rapi, tersimpan aman rapat dan terkunci. Aku bertutur dengan menghela nafas menghembus harapan, meletakkan pelan sebuah rasa yang kerap aku igaukan. Memaknainya sebagai keinginan yang mencari peta. Aku petualang yang sesekali harus bersikap jalang ketika medan tidak bersepakat menjadi kawan.

Menyusuri lorong tanpa tahu seberapa panjang jejak hingga tiba pada tujuan. Aku mulai teraniaya, menangis seenaknya, tertawa sekenanya, gila sebelum waktunya.

Di sini ada rindu sebesar semesta seperti kedipan bintang yang tak penat mentaati jalur malam. Jujur, aku ingin mengendap di muara hatimu, berkumpul bersama rindu yang bersorak ketika menemukan tuannya.

Seperti aku katakan, aku hanya seorang petualang dan aku tetap merasakan dingin menjalar merayap menekan suhu tubuhku, sepertinya waktu malas beranjak meninggalkanku. Aku terperangkap dalam bolamatamu yang sunyi, aku terbiar, gigilku meninggi.

Maka malam ini aku tempatkan kau pada kening waktu yang mulai mendekati garis pagi dan terjemahkan ini sebagai pinta. Sungguh, aku mencintaimu dengan kedangkalan pikiranku.

Aku petualang yang setia pada hijau jajaran pohon cinta, menyambangi rimba perawan seperti biasa. Adakah rumah untukku? tempat aku meletakkan cinta dan rindu.



Thursday, November 12, 2015

Penulis Unknown

Puisi "Biarkan Aku"


Biarkan Aku..

Mengukirmu dalam doa
Memahatmu dalam jiwa
Melukismu dalam rasa
Mengikatmu dalam rindu

Tersenyum aku menatap rinduku
Begitu terasa kuat getarnya
Iramanya kunikmati...
Kian indah terdengar
Walau tak bisa halangi
Riak cemburu yang seringkali hadir
Menjamah sisi getarmu... pun diriku

Masih saja aku tersenyum..
Mencoba berdamai dengan hatiku
Yang tak ijinkanku,
Menutup warnaku hari ini
Bersama gemuruh didadamu
Juga hangat desah nafasmu

Kini kau datang memeluk rindu
Berlari aku menyambut engah rindumu
Kupeluk engkau dalam letup inginku
Kau terlelap di hangat terdalamku

Hmm...
Tak ingin terlepas lagi
Dan aku kembali tersenyum menyambut pagi



Penulis Unknown

Puisi Cinta Chapter 2


CINTA

Aku mesiu
Membidik tanpa ragu
Mana jantungmu?

Matilah engkau
Terbungkus rasa galau
Terjerat risau

Sungguh terlalu
Caraku membunuhmu
Itu katamu!

Perlu kau tahu
Apapun prasangkamu
Aku milikmu!

Wednesday, November 11, 2015

Penulis Unknown

Puisi "Modal Dengkul"


MODAL DENGKUL

Pacar baruku kabarnya kaya
Malam minggu janji berjumpa
Dia pilih restoran bintang lima
Dengan girang aku menerimanya

Menikmati suasana gembira
Sampai masa membayar tiba
Wajah riangnya berubah seketika
Setelah membaca angka dalam nota

Dia pura-pura pingsan
Hampir membuatku jantungan
Tapi aku tak kurang pegangan
Seperti semua korbanmu yang kampungan

Kuhampiri resepsionis
Berakhir dengan perjanjian manis
Kutinggalkan kau dengan senyum sinis
Mencuci piring sampai hutangmu habis

Monday, November 9, 2015

Penulis Unknown

SEROJA


SEROJA

Malam ini aku mencucurkan airmata hingga memenuhi kolam cinta. Kolam tempatku menempatkan akar di dasarnya.

Satu per satu kelopakku gugur menandai musim yang tak kenal kasihan, berlalu tanpa mampu aku cegah dan berjalan sesuai putaran.

Seroja, bisikmu dengan mesra.

Kau mulai bercerita tentang awan biru, tempatku berkumpul menengadahkan tangan mengharap hujan.

Kau membawaku jauh di luar peta, dimana waktu tak lagi mampu menjangkau kita.

Jejak basah pada bulumataku hangus seketika saat jari-jarimu menyentuh ujung mataku, Sungguh ini sebuah adegan yang terus aku rekam dan aku putar berulang-ulang seperti pertunjukan yang tak memperdulikan kehadiran durasi.

Malam ini aku berharap menjadi Seroja yang kau peluk dalam mimpi indahmu. Seroja yang kau sentuh dengan ujung jarimu.

Seroja, perempuan yang kau letakkan bersama detak jantungmu maka tempatkan aku di kolam hatimu hingga jangka hayat kita menyentuh lembar tamat.