Lelaki bijaksana;
Akhir-akhir ini aku memilih diam. Sungguh! Aku berusaha mengukur seberapa dalam kau berusaha menenggelamkan rindu yang bersarang dalam dada.
Panas-dingin berebut menikmati tubuhku, kalah dalam sebabak kisah. Malam ini aku hanya ingin tahu dan menamatkan semua yang menyiksa pikiran.
Sedang apa kau di sana?
Seperti layang-layang yang telah tiba pada akhir perjalanan, ngeri yang tak tertandingi saat badan dipaksa menyentuh kerasnya permukaan, ini bagian dari sejarah, tentang kemerdekaan yang telah dijarah.
Kau tahu, aku tidak hancur berkeping tapi memantul dan kemudian kembali lagi, bangkit sekuat kau menjatuhkanku.
Aku! ibu suri yang berasal dari rakyat jelata berjuang bukan untuk tahta ataupun harta tapi untuk pengakuan dari seorang putera-penerus nama keluarga
Di liang paling rahasia ini masih tertinggal segelas nikmat yang siap meledak. Aku masih setia mengejar jumpa yang tak berpeta. Sungguh, tak berani kubayangkan betapa girang jika rindu ini berhasil menemukan tuannya.
Di jantung manakah kau letakkan denyutmu? Aku terus menerka tiada kira, berharap tanya lenyap begitu saja. Jangan biarkan aku tiba di persimpangan paruh baya dan senja.
Sobat pandai merangkai kata dalam bentuk puisi, sajak, kata romantis, kata mutiara, atau kata bijak? Silahkan kirimkan karya asli kamu ke situs Kumpulan Sajak dan Puisi. Saya tunggu tulisan kamu ya sobat...
0 comments
Post a Comment