Wednesday, January 25, 2017

Penulis Unknown

SESOBEK KERTAS


SESOBEK KERTAS
(Kita dan Pelangi dalam kornea)



Sesobek kertas dalam pikiran dan setumpuk warna jadi tumpuan.
Lewat kedalaman kornea hitamku aku mulai beradu dengan lupa dan meluapkan ingatan tentang wajah-wajah yang memimpikan senyuman sampai aku terantuk pada ujung pikiran... retak dengan celah yang tak terbilang dalamnya.

Sungguh aku mulai membubuhkan titik-titik yang kemudian menjerit berlarian karena kupaksa berkumpul sampai batas ubun-ubun, mereka memunculkan kebahagiaan, mereka membentuk bayanganmu, bayangku dan "bayang-bayang yang pecah dari keberadaan kita".
Bayangan yang sering aku terka dalam nyenyak tidurku, bayangan yang selalu bermain petakumpet denganku dan bayangan yang ingin aku peluk dalam wujud nyata.

Sayang seribu sayang, kita masih terperangkap dalam sesobek kertas ini.
Lewat permainan warna aku menjadi prisma dan kau adalah matahari sedangkan "bayang-bayang yang pecah dari keberadaan kita" adalah warna putih yang kita uraikan bersama..menjadi pelangi yang selalu menunjukkan kebahagiaan pada ujungnya.

Lalu aku mencampuradukkan sedikit gelap dan setetes terang, menimbang "sedikit lebih kurang" ukuran hingga keadaan tak lagi sumbang tapi seimbang dalam sudut penglihatan.

Tengah malam ini aku memandang sesobek kertas yang telah berganti rupa.
Ada aku, kau dan pelangi indah yang tergambar dalam kornea kita.
"Diamlah disini dihatiku sampai bila-bila masa"

Selamat malam Tuhan,
Disini kebahagiaan tengah aku rasakan.



Tuesday, January 10, 2017

Penulis Unknown

Puisi Hilang Identitas


HILANG IDENTITAS

Di sudut pagi yang mulai basi,
Mataku bercerita pada kepercayaan yang kau ingkari
Dan entah kenapa kau bertingkah seperti malam yang sungkan untuk membungakan mimpi.

"Ingatkah engkau pada perempuan dengan kornea bulatnya?"
Ia selalu menatapmu melalui jendela pikirannya,
Memikirkan apa yang tak pernah terlintas dalam benakmu
Dan Ini tentang sekerat hasrat bersama.

"Mengisi jangka hayat hingga tamat"
Kita semisal musim yang saling bergandengan,
Memberi perbedaan pada keadaan,

Menunjukkan setiap rasa yang berseberangan namun kita tetap harus berada pada kadar yang telah ditentukan.
Ibarat cemburu yang memisahkan antara cinta dan benci,
Kini aku melayang-layang nyaris patah hati.

Friday, January 6, 2017

Penulis Unknown

Artificial Intelligence


ARTIFICIAL INTELLIGENCE



Aku telah membuang semua cemburu dan benci dalam tong sampah dan aku telah menjadi "manusia jenis baru" yang bisa disejajarkan dengan sebuah robot yang terprogram.

Aku mentaati perintah tanpa membantah, menjiplak tanpa bertanya dan melaksanakan semua kewajiban Sebagaimana mestinya.
Selayaknya sebuah mesin aku tunduk pada kebutuhan.

Kini otak kananku berfungsi sebagai mesin fotocopy yang mampu menerima berlembar-lembar kertas dengan kata-kata yang harus aku gandakan dan jika suatu hari engkau bilang "CINTA" akupun menjawabnya persis seperti perintah yang kau letakkan diatas "kaca pembaca".

Cinta yang keluar dari tubuhku dengan aroma yang segera menguap pudar ditampar udara.

Seperti membakar kulit pada tubuh manusia hidup, kini aku telah berganti rupa, mengganti tampilan dan aroma, bukankah kecantikan hanya selapis kulit?

Sedangkan yang selapis itu telah terbakar habis dan pada lapisan kedua aku nyaris sempurna walau aku kehilangan semua kekukaranganku sebagai "manusia biasa" atau tepatnya "perempuan dengan segala manja".

Aku bisa mencintai siapa saja dan apa saja tergantung apa yang terletak diatas "Kaca Pembaca"

Aku mesin yang mencintaimu tanpa cemburu buta karena aku sudah tidak punya mata dan juga mata hatiku telah kubenamkan juga pada otak kiriku.

Aku berterimakasih jika kau mampu memilihkan satu karakter yang dominan hingga aku mempunyai identitas tetap sebagai ukuran.

"Keindahan yang merayau-rayau dalam pikiran"

Aku tenggelam dalam keabadian